Judul Artikel : Makalah Riset di BMKG
link : Makalah Riset di BMKG
Makalah Riset di BMKG
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Umum
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yang selanjutnya disebut BMKG adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.
Badan ini secara konsisten memfokuskan diri pada peningkatan pelayanan kepada pelanggan serta peningkatan efisiensi proses internal guna tercapainya penyebaran informasi dengan baik dan benar secara keseluruhan. Langkah ini mencerminkan komitmen manajemen untuk menjaga realibilitas pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat dengan mengoptimalkan ketersediaan sumber data dan informasi yang diperlukan untuk pelayanan yang optimal dan konsisten.
1.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yang beralamat di Jl. Angkasa Pura 1 No.2 Kemayoran, Jakarta Pusat 10720.
1.3 Tujuan Penulisan
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan :
1. dapat menegetahui lebih jauh mengenai penerapan Sistem Informasi pada penerbangan
2. dapat mengetahui lebih lanjut mengenai pelayanan BMKG
3. dapat mengetahui lebih jelas mengenai apa manfaat, keuntungan, kerugian, kelemahan dan kelebihan dari BMKG
4. Dapat mengetahui bagaimana cara penerapan pelayanan informasi penerbangan dalam kehidupan sehari-hari
5. Dapat mengetahui siapa saja yang dapat menggunakan informasi cuaca dari BMKG dan masalah-masalah apa saja yang muncul pada saat proses pemberian informasi.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup ini membahas bagaimana sistem kerja dan pelayanan sisitem informasi khususnya dalam bidang penerbangan. Tidak hanya memberikan falisitas kelengkapan informasi tetapi BMKG juga memberikan fasilitas berupa kemudahan dalam mencari informasi cuaca di seluruh Indonesia khususnya penerbangan dengan mengakses website resmi dari BMKG yaitu www.bmkg.go.id atau untuk khusus di bidang penerbangan dengan mengakses www.aviation.bmg.go.id.
1.5 Metode Penelitian
Penulis mempergunakan metode Observasi dan kepustakaan.
Cara-cara yang digunakan pada penelitian ini adalah :
Studi Pustaka : dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan penulisan makalah ini. Dan Observasi dengan datang langsung ke kantor BMKG Kemayoran.
BAB II
PERMASALAHAN
Sistem informasi di Indonesia saat ini banyak mengalami kemajuan dan kemunduran yang sangat signifikan yang artinya banyak muncul berbagai informasi yang terkadang dapat menyebabkan pilot lama menerima informasi yang di berikan karena minimnya jaringan komunikasi yang ada.
Dalam bentuk TI yaitu seorang pilot tidak perlu menunggu seseorang untuk memberikan informasi mengenai perubahan cuaca yang terjadi sehingga tidak menghambat penerbangan. Dan di masing-masing stasiun penerbangan sudah memiliki TI yang canggih, karena mereka ingin menjadi yang terdepan.
Permasalahan lain yang terjadi di BMKG adalah dalam penyebaran data dan informasi dari pusat ke stasiun stasiun penerbangan, jika salah satu server ada yang tidak berfungsi maka penyebaran data dan informasi ke stasiun-stasiun menjadi terganggu, bahkan tidak akan bisa mengirimkan informasi apapun ke Stasiun-stasiun penerbangan.
BAB III
PEMBAHASAN
1.1 Sejarah BMKG
Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika.
Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma.
Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangkan pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928.
Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada tahun 1930.
Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso Kusho.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara. Di Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga.
Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia , kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta.
Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO.
Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara.
Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika, kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubungan Udara.
Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika, dengan kedudukan tetap berada di bawah Departemen Perhubungan.
Pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.
Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen.
Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. (unduh Penjelasan UU RI Nomor 31 Tahun 2009)
1.2 Visi dan Misi
V I S I
Terwujudnya BMKG yang tanggap dan mampu memberikan pelayanan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yang handal guna mendukung keselamatan dan keberhasilan pembangunan nasional serta berperan aktif di tingkat internasional.
M I S I
• Mengamati dan memahami fenomena Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.
• Menyediakan data dan informasi Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika yang handal dan terpercaya
• Melaksanakan dan mematuhi kewajiban internasional dalam bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.
• Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.
1.3 Tugas Pokok dan Fungsi
BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMKG mempunyai tugas : melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi :
• Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
• Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
• Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
• Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
• Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
• Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim;
• Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
• Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
• Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
• Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
• Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
• Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
• Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
• Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
• Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG;
• Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG;
• Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;
• Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG dikoordinasikan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang perhubungan.
1.4 Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA ( BMKG )
Sesuai dengan Surat Keputusan No. 3 tanggal 1 Mei Tahun 2009 struktur organanisasi BMKG adalah sebgai berikut :
1.5 Pelayanan Informasi Meteorologi
a. Mekanisme pelayanan informasi masa lalu
Pada awalnya informasi yang disampaikan kepada publik secara umum dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Langsung , yaitu masyarakat yang membutuhkan datan ke Kantor BMG lalu dilayani secara langsung.
b. Media Cetak, yaitu wartawan dari media cetak mendapatkan informasi dengan cara mendatangi kantor BMG
c. Media Elektronik, yaitu informasi yang akan disampaikan pada masyarakat direkam dalam media rekam ( kaset Video player) lalu dikirimkan melalui kurir ke Stasiun pemancar TV (dulu TVRI ) dan rekaman langsung melalui rekaman video yang di lakukan di stasiun televisi.
Pelayanan informasi meteorologi berbasis Teknologi Informasi
Dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat mengenai informasi cuaca publik dalam kegiatan sehari-hari yang di tuntut harus cepat,tepat, real time serta dapat diterima oleh masyarakat luas dari berbagai profesi dan sejalan dengan kemajuan teknologi,informasi publik didesain dengan sistem informasi yang berbasis teknoligi informasi dengan tahapan diantaranya berikut :
a. Sumber data
Sumber data yang digunakan untuk pelayanan informasi meteorologi publik diantaranya adalah :
Data meteorologi synoptik yaitu data pengamatan yang dilakukan oleh stasiun meteorologi synoptik
Citra Satelit yaitu data yang diperoleh dari pengamatan Satelit
Data Radar yaitu data dari pengamatan Radar cuaca BMKG
Data Model Numerik yaitu prediksi cuaca model numerik
b. Komunikasi yang digunakan
Komunikasi yang digunakan untuk mengakses data adalah Internet dan sistim komunikasi Computerized massage switching System (CMSS) yaitu sistim komunikasi khusus antar stasiun meteorolgi dan kantorpusat BMKG
c. Informasi yang dihasilkan
Informai yang dihasilkan berupa informasi dalam format teks dan gambar mengenai keadaan sebagai berikut :
1. Informasi dalam format Teks
Prakiraan Cuaca JABODETABEK
Wilayah Cuaca Hari ini
24 April 2011 Cuaca Esok Hari
25 April 2011
Kepulauan Seribu Pagi Hujan Ringan Hujan Ringan
Siang Hujan Sedang Hujan Ringan
Malam Hujan Ringan Berawan
Jakarta Utara Pagi Berawan Berawan
Siang Hujan Ringan Hujan Ringan
Malam Hujan Ringan Berawan
Jakarta Pusat Pagi Berawan Berawan
Siang Hujan Ringan Berawan
Malam Berawan Hujan Ringan
Jakarta Selatan Pagi Berawan Berawan
Siang Hujan Sedang Berawan
Malam Hujan Ringan Hujan Ringan
Jakarta Timur Pagi Berawan Berawan
Siang Hujan Sedang Berawan
Malam Hujan Ringan Hujan Sedang
Jakarta Barat Pagi Berawan Berawan
Siang Hujan Sedang Hujan Ringan
Malam Hujan Ringan Berawan
Depok Pagi Berawan Berawan
Siang Hujan Sedang Hujan Ringan
Malam Hujan Ringan Hujan Sedang
Tangerang Pagi Hujan Ringan Berawan
Siang Hujan Sedang Hujan Ringan
Malam Hujan Ringan Berawan
Bekasi Pagi Berawan Berawan
Siang Hujan Ringan Berawan
Malam Berawan Hujan Sedang
Bogor Pagi Hujan Ringan Berawan
Siang Hujan Lebat Hujan Ringan
Malam Hujan Ringan Hujan Sedang
last modified on: 24/04/2011 7:50:19
2. Informasi dalam Format Gambar
CITRA SATELIT CITRA RADAR PADANG
Layanan Teknologi yang digunakan seperti :
Faxmile
SMS
Sms biasanya menggunakan broadcast. Misalkan ada peringatan cuaca bahwa di jakarta 1 jam lagi akan ada hujan badai, maka dari pihak BMKG akan mengirimkan sms ke yang sudah teregistrasi sama seperti sms biasa. Pada saat ini hanya digunakan dalam pemerintahan saja
Cara mengirmkan sms:
• Memakai handphone biasa, selain itu
• informasi yang sudah teregristrasi dapat dikirim meenggunakan komputer dan memakai modem sms yang disebut sms caster.
Email di buat dari pagi, siang, dan sore yang biasa digunakan untuk peyebaran informasi ke media, seprti media tv.
Cara mengolah (froatcaster) data bisa di ketahui melalui :
a. Satelit
b. Radar
c. Perubahan suhu
Dan mereka memantau terus untuk mengetahui jika beberapa jam ke depan aka nada cuaca yang tidak biasa terjadi, maka mereka akan segera mengirim peringatan (warning). Ada rutinitas pengiriman email kepada media di pagi, siang dan sore hari adalah perkiraan cuaca jaodetabek, dunia dll.
1.6 Peralatan yang di gunakan di BMKG
Hardware
Hardware yang digunakan di BMKG adalah hardware dengan tipe terbaru karena semakin baru teknologi yang digunakan maka informasi yang di dapat juga akan lebih cepat, baik dan dalam hal penyebarannya pun akan lebih mudah di jangkau.
1. PERSONAL COMPUTER
Computer yang digunakan sebanyak 26 Pc untuk setiap bidang di BMKG. Memori yang digunakan disetiap Pc minimal 2 Gb – 16 Gb. Dan ineternet dengan kecepatan mencapai 2 Mb.
2. CLUSTER
Digunakan untuk server yang terdiri dari 1 komputer, dan computer yang lainnya sehingga di dalam 1 komputer bisa terdapat >16 proseccor yang masing masing di setiap 1 komputer ada 8 procesor, & dari 8 procesor tsb digabungkan mennjadi 1 komputr dengan 16 procesor yang berguna untuk mengolah data /detik yang sudah masuk dan di akumulasikan menjadi data /menit, /jam, /hari bahkan bisa membuat Klimatologi, dari data-data tsb digabungkan kedalam 1 komputr yang disebut super komputern (Cluster Procesor).
3. DISPLAY (CUE Control System)
Computer yang menggunakan teknologi wireless yang memiliki 8 monitor dengan 1 pengendali computer touch screen yang memiliki remot pengendali. Biasanya digunakan jika ada dari media TV, Koran yang ingin wawancara dan ingin mengetahui gelombang laut, cuaca, radar cuaca, dll. Display bisa juga di sebut sebagai remot control terhadap 8 monitor.
4. KOMPUTER APPLE
5. IPAD & GALAXI PAD
6. LAPTOP, hampir di setiap meja staff memiliki laptop yang digunakan untuk mobile (berhubungan/komunikasi).
7. Server
Di BMKG terdapat >50 server aktif yang masing-masing server terdapat teknologi informasi yang berguna untuk mengetahui / memantau satelit yang ada di seluruh Indonesia.
Contoh beberapa gambar komputer yang ada di BMKG
Gambar 01 Operator Server
Gambar 02 Receiver Satelit
Gambar 04
Gambar 06 Switch
Gambar 07 Router
Gambar 08 Display
Gambar 10 Layar tampilan
Gambar 11 CPU Apple
Software
a. Bahasa pemrograman : PHP, Java
b. Aplikasi yang digunakan : Mozila, IE, Opera
c. Windows yang di pakai : Windows XP, Seven, 2000
d. Operating system : Linux, centOS
e. Microsoft Office : Office 2003, Office 2007, Office 2010, Office 2012
f. Program Pengolahan Data & Informasi : Synergi, Ingest yg di dapat langsung dari satelit
Gambar 12
Gambar 13 Program Synergi
Gambar 14 Hasil Laporan Cuaca
Gambar 15 Arah Angin
Gambar 16
Gambar 17
Gambar 18
Alat Pendukung yang tersedia di BMKG :
a. Printer Flooter
Digunakan untuk mencetak gambar hasil dari informasi satelit yang sudah di jadi kedlam ukuran yang besar.
Gambar Printer flooter
b. UPS
Digunakan untuk menyimpan energy listrik selama 24 jm ketika terjadi mati lampu.
Gambar UPS
c. Lampu alarm Peringatan Bahaya
Berfungsi sebagai alarm peringatan bahaya apabila ada salah satu satelit memberikan informasi mengenai bahaya bencana yang sedang terjadi di wilayah Indonesia, dan peringatan ini harus segera di laporkan kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk segera menyebarkan berita ini kepada seluruh masyarakat.
Gambar Radar Peringatan
Tahapan dalam pengolahan data dan informasi cuaca :
1. Suhu Udara
Sinar matahari dapat mempengaruhi suhu di permukaan bumi. Sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi akan menyebabkan permukaan bumi menjadi panas yang akibatnya suhu meningkat. Dalam pengamatan synoptic, suhu udara diukur dengan menggunakan thermometer dengan satuan derajat celcius (C).
2. Tekanan Udara
Satuan yang dipakai dalam mengukur tekanan udara adalah milibar (mb) dengan membaca skala barometer.
3. Angin (Wind)
Dalam pengamatan synoptic, angin yang diamati meliputi arah (dd) dan kecepatan (ff). Adapun alat yang dipergunakan adalah anemometer.
4. Penguapan (Evaporasi)
Sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi terutama pada permukaan laut akan menyebabkan terjadinya penguapan. Dalam pengamatan synop, penguapan diukur menggunakan evaporimeter (panci penguapan).
5. Awan (Cloud)
Dalam synop, pengamatan awan meliputi jumlah awan (N), tinggi awan (h), jenis awan (C), arah awan (D), dan sudut elevasi puncak awan. Jumlah awan maksimum yang diamati sebanyak 8 oktas. Tinggi awan mencakup tinggi dasar awan (base cloud) dan tinggi puncak awan (top cloud). Jenis awan terdiri dari Cirrus (Ci), Cirrocumulus (Cc), Cirrostratus (Cs), Altocumulus (Ac), Altostratus (As), Nimbustratus (Ns), Stratocumulus (Sc), Stratus (St), Cumulus (Cu), dan Cumulusnimbus (Cb). Arah awan yang diamati meliputi arah mata angin, sedangkan sudut elevasi puncak awan diamati hanya pada awan konventif,yaitu Cumulus (Cu), dan Cumulusnimbus (Cb).
6. Curah Hujan
Alat yang dipakai untuk mengukur curah hujan adalah penakar hujan dengan satuan millimeter (mm).
7. Visibility
Visibility adalah jarak pandang mendatar.
8. Kelembaban Udara (RH)
Kelembaban udara dapat diamati dengan memperhatikan thermometer bola basah dan bola kering atau dengan menggunakan hygrometer.
9. Weather (Keadaan Cuaca)
Dalam pengamatan, keadaan cuaca meliputi cuaca sekarang (present weather) dan cuaca yang lalu (past weather).
10. Radiasi matahari
Pengamatan radiasi matahari meliputi lama penyinaran (duration) dengan alat Campbell Stokes dan intensitas dengan alat Actinograph.
11. Keadaan Tanah (State Of Ground)
Keadaan tanah terbagi atas 3 macam :
a. Keadaan tanah kering
b. Keadaan tanah lembab/basah
c. Keadaan tanah banjir/tergenang
PENGAMATAN UNSUR-UNSUR CUACA
Adapun ketinggian unsur-unsur cuaca yang diamati,yaitu :
Permukaan, yaitu penguapan dan keadaan tanah.
Dekat permukaan dengan ketinggian :
a. 1,2 m meliputi suhu udara, tekanan udara, curah hujan, penyinaran matahari, dan kelembaban udara.
b. 1,5 m meliputi visibility
c. 10 m meliputi angin
Jauh, yaitu pengamatan awan dan keadaan cuaca.
AKTIVITAS PENGAMATAN
a. Melihat
b.Membaca / Mencatat
c. Mengukur
d. Menghitung
e. Estimasi / Memperkirakan
f. Evaluasi
g. Mengkode / Menyandi
h. Pengiriman / Pertukaran Data (8X / hari)
PENGOLAHAN DATA
Pengolahan data dilakukan dari 3 sumber :
a. Dari hasil pengamatan di stasiun
b. Dari hasil pengamaan di stasiun BMKG sekitar dan
c. Asiun kerjasama (Pos hujan OBS, pos hujan otomatis, & pos penguapan SMPK)
AKTIVITAS PENGOLAHAN
a. Penyandian ( Klimat & Synop )
b. Pengiriman Rael Time ( 1 X / Bulan )
c. Penyimpanaan ( Pengarsipan )
Adapun alat bantu yang digunakan :
Alat ukur dan komunikasi
Buku pedoman / aturan.
Sarana dan prasarana pendukung.
PENYEBARAN DATA
Penyebara data utama yaitu synop dikirim ke BMKG pusat melalui komunikasi jaringan CMSS (Computerized Message Switching System) pada jam-jam 00.00, 03.00, 06.00, & 09.00 GMT.
Data- data yang sudah terangkum dari hasil pengamatan masing-masing pos hujan dan stasiun kerjasama di publikasikan sesuai dengan permintaan user.
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
Cuaca berpengaruh terhadap penerbangan artinya jika kelembaban udara sangat tinggi maka pesawat tidak akan bisa terbang tetapi sebaliknya, jika kelembaban udara normal maka pesawat bisa lepas landas tanpa ada hambatan.
Pemberian informasi ke stasiun-stasiun meteorologi dihitung berdasarkan waktu yang ditentukan oleh ICAO (International Civil Aviation Organisation), tetapi jika ada perubahan cuaca yang tidak biasa dalam waktu rentang 30 menit maka dapat segera dilakukan pemberian informasi.
Tidak ada alternatif lain jika salah satu server yang ada di BMKG sedang tidak berfungsi.
1.2 Saran
Waktu merupakan komponen pembentuk preferensi pemberian informasi yang paling krusial, oleh karena itu setiap operator disetiap stasiun penerbangan harus cepat dan tanggap terhadap informasi yang diberikan pihak BMKG agar segera diberikan kepada pilot untuk segera melakukan penerbangan.
Bagi peneliti berikutnya, hasil penelitian ini masih dapat dikembangkan dengan berbagai penelitian lainnya seperti :
• Melebarkan fokus penelitian dengan membandingkan beberapa kelompok sampel.
• Penelitian untuk mengetahui stasiun – stasiun meteorologi apa saja yang ada di BMKG
1.3 Daftar Pustaka
Arsip Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Nomor : KEP.008 Tahun 2006 tentang Uraian Tugas Stasiun meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
Arsip Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Nomor : KEP.03 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
Arsip Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Nomor : KEP.004 Tahun 2004 tentang Kriteria Unit Pelaksana Teknis Stasiun Meteorologi, Stasiun Klimatologi, dan Stasiun Geofisika.
Website resmi BMKG yaitu www.bmkg.go.id dan www.aviation.bmg.go.id
Demikianlah Artikel Makalah Riset di BMKG
Terimakasih telah membaca postingan Makalah Riset di BMKG, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk sobat semua. baiklah, sekian postingan Kumpulan Makalah kali ini, masi banyak makalah-makalah yang ada, silahkan lihat d bawah ini :
0 Response to "Makalah Riset di BMKG"
Posting Komentar